- PENGERTIAN LABA
Laba adalah kenaikan asset dalam satu periode akibat kegiatan
produktif yg dapat dibagi atau di didistribusi kepada kreditor, pemerintah,
pemegang saham (dalam bentuk bunga, pajak, dan deviden) tanpa mempengaruhi
keutuhan ekuitas pemegang saham
- PERANAN PENGUKURAN LABA
ü Relevansi konsep laba
- Laba
merupakan dasar untuk perpajakan dan pendistribusian kembali kesejahteraan
diantara individual
- Laba
sebagai petunjuk bagi kebijakan deviden perusahaan dan penyimpanan.
- Laba
sebagai petunjuk investasi dan pembuatan keputusan secara umum
ü Sifat-sifat laba ekonomi menurut Fischer,
Lindahi, dan Hick adalah
- Physical
Income, yaitu konsumen barang dan jasa pribadi yang sebenarnya memberikan
kesenangan fisik dan pemenuhan kebutuhan, laba jenis ini tidak dapat
diukur.
- Real Income, adalah ungkapan kejadian yang memberikan peningkatan terhadap kesenangan fisik. Ukuran yang digunakan adalah biaya hidup (cost of living)
- Money Income, merupakan hasil uang yang diterima dan dimaksudkan untuk konsumsi dalam memenuhi kebutuhan hidup.
ü Kritik Terhadap Laba Akuntansi
Berbagai kritik terhadap laba
akuntansi, dalam bentuk tradisionalnya, dapat diringkas dalam lima butir
berikut :
- Konsep
laba akuntansi belum dirumuskan dengan jelas.
- Konsep
laba akuntansi tidak memiliki dasar teoritis jangka panjang untuk
perhitungan dan penyajiannya.
- Praktik – praktik akuntansi yang berlaku umum memungkinkan
ketidakkonsistenan pengukuran laba periodik perusahaan yang berbeda.
- Perubahan
tingkat harga telah memodifikasi makna laba yang diukur dengan
rupiah konstan
- Informasi lain, selain akuntansi,
terbukti lebih berguna bagi investor dan pemegang saham dalam pembuatan
keputusan investasi.
ü Tujuan Pelaporan Laba
Tujua utama pelaporan laba ialah untuk memberikan informasi yang
berguna bagi mereka yang paling berkepentingan dalam pelaporan keuangan.
Sejumlah tujuan yang lebih spesifik, sebagai penjabaran tujuan utama tersebut,
ialah sebagai berikut :
1. Penggunaan laba sebagai pengukuran efisiensi manajemen
2. Penggunaan angka laba historis untuk membantu
peramalan arah perusahaan di masa depan atau pembagian dividen di masa datang
3. Penggunaan laba sebagai pengukuran
pencapaian dan sebagai pedoman keputusan manajemen di masa depan.
C.
KONSEP LABA PADA TINGKAT
SINTATIK
Konsep
laba pada tingkat sintatik menjelaskan bagaimana laba diukur dan disajikan.
Laba dapat diukur dan diakui atas dasar pendekatan aktivitas atau pendekatan
transaksi. SFAC 1 mengasumsikan bahwa laba akuntansi merupakan ukuran yang baik
dari kinerja suatu perusahaan dan bahwa laba akuntansi dapat digunakan untuk
meramalkan arus kas masa depan. Menurut Bedford pembaca laporan laba harus
menyadari bahwa laba akuntansi hanya dapat dimengerti dengan mengetahui
bagaimana laba di ukur, yaitu pembaca harus memahami operasi yang digunakan
oleh akuntan untuk menghasilkan jumlah laba.
a)
Pendekatan
transaksi untuk mengukur laba
Laba diukur dengan cara konvensional, yaitu laba diukur dan diakui pada saat terjadinya transaksi( transaksi eksternal) yang diakumulasi pada saat periode. Beberapa manfaat utama dari pendekatan transaksi :
Laba diukur dengan cara konvensional, yaitu laba diukur dan diakui pada saat terjadinya transaksi( transaksi eksternal) yang diakumulasi pada saat periode. Beberapa manfaat utama dari pendekatan transaksi :
1.
Komponen laba dapat
diklasifikasikan dalam beberapa cara, seperti menurut produk atau golongan
pelanggan, untuk mendapatkan informasi yang lebih berguna bagi manajemen.
2.
Laba yang berasal dari berbagai
sumber seperti operasi dan dari penyebab eksternal dapat dilaporkan secara
terpisah sejauh hal itu dapat diukur.
3.
Hal itu memberikan dasar untuk
menentukan jenis dan kuantitas aktiva dan kewajiban yang ada pada akhir periode.
4. Efisiensi bisnis mengharuskan pencatatan
transaksi eksternal untuk alasan-alasan lain.
5. Berbagai laporan dapat dibuat untuk saling
berhubungan satu sama lain, yang diasumsikan memungkinkan pemahaman yang lebih
baik atas data yang mendasari.
b)
Pendekatan aktivitas untuk mengukur laba
Dalam penerapannya, pendekatan kegiatan merupakan lanjutan dari pendekatan transaksi karena muncul dari transaksi yang dijadikan dasar pengukuran. Pendekatan ini didasarkan pada konsep real work mengenai kegiatan perusahaan dari proses perencanaan sampai produk dijual sehingga dapat dikatakan penghematan biasya operasional perusahaan dapat meningkatkan income perusahaan. Jadi singkatnya, laba diakui selama aktivitas terjadi dari proses perencanaan sampai produk dijual, tidak menunggu sampai barang itu terjual.
Dalam penerapannya, pendekatan kegiatan merupakan lanjutan dari pendekatan transaksi karena muncul dari transaksi yang dijadikan dasar pengukuran. Pendekatan ini didasarkan pada konsep real work mengenai kegiatan perusahaan dari proses perencanaan sampai produk dijual sehingga dapat dikatakan penghematan biasya operasional perusahaan dapat meningkatkan income perusahaan. Jadi singkatnya, laba diakui selama aktivitas terjadi dari proses perencanaan sampai produk dijual, tidak menunggu sampai barang itu terjual.
D. KONSEP LABA PADA TINGKAT
SEMANTIK
Pada tingkat semantik berkaitan
dengan bagaimana menginterprestasikan informasi laba sehingga laba bermanfaat
dan bermakna.
a)
Laba
sebagai pengukur efisiensi
Operasi efisiensi dari sebuah perusahaan mempengaruhi aliran deviden saat ini maupun penggunaan modal yang diinvestasikan untuk memberikan aliran deviden masa depan. Efisiensi adalah suatu istilah yang relatif dan hanya mempunyai arti apabila dibandingkan dengan ideal atau beberapa dasar lain. Efesiensi juga bisa disebut dengan perbandingan antara output dengan input. Cara mengukur efisiensi adalah dengan menggunakan ROI dan EVA
Operasi efisiensi dari sebuah perusahaan mempengaruhi aliran deviden saat ini maupun penggunaan modal yang diinvestasikan untuk memberikan aliran deviden masa depan. Efisiensi adalah suatu istilah yang relatif dan hanya mempunyai arti apabila dibandingkan dengan ideal atau beberapa dasar lain. Efesiensi juga bisa disebut dengan perbandingan antara output dengan input. Cara mengukur efisiensi adalah dengan menggunakan ROI dan EVA
b)
Laba akuntansi Vs. Laba ekonomi
Laba Akuntansi (Accounting Income), di gunakan dalam menyajikan laporan keuangan secara objektif dan andal. Oleh karena itu Accounting incomedidasarkan pada transaksi yang terjadi. Penghitungan Akuntansi menggunakan metode garis lurus. Laba bersih akuntansi = Selisih antara pendapatan dengan biaya berdasarkan accrual basis dikurangi dengan depresiasi aktiva tetap. Laba Ekonomi (Economic Income), digunakan investor untuk menilai suatu investasi. Laba Ekonomi menggunakan metode bunga. Laba bersih ekonomi = Selisih anatara modal awal dengan modal akhir tanpa mempengaruhi modal awal.
Laba Akuntansi (Accounting Income), di gunakan dalam menyajikan laporan keuangan secara objektif dan andal. Oleh karena itu Accounting incomedidasarkan pada transaksi yang terjadi. Penghitungan Akuntansi menggunakan metode garis lurus. Laba bersih akuntansi = Selisih antara pendapatan dengan biaya berdasarkan accrual basis dikurangi dengan depresiasi aktiva tetap. Laba Ekonomi (Economic Income), digunakan investor untuk menilai suatu investasi. Laba Ekonomi menggunakan metode bunga. Laba bersih ekonomi = Selisih anatara modal awal dengan modal akhir tanpa mempengaruhi modal awal.
c)
Laba multi person
Hampir semua anlisis laba akuntansi dalam kaitan dengan laba ekonomi dilakukan dalam konteks kepastian. Dengan kata lain, semua fakta situasi diasumsikan diketahui semua orang. Pada realita, banyak perbedaan tingkat bunga yang digunakan.
Hampir semua anlisis laba akuntansi dalam kaitan dengan laba ekonomi dilakukan dalam konteks kepastian. Dengan kata lain, semua fakta situasi diasumsikan diketahui semua orang. Pada realita, banyak perbedaan tingkat bunga yang digunakan.
E. KONSEP LABA PADA TINGKAT
PRAGMATIK
Konsep laba pada tingkat pragmatik
berkaitan dengan dampak dan informasi laba rugi pemakainya. Apakah informasi
bermanfaat atau apakah informasi laba nyatanya digunakan. Kalau memang
digunakan, untuk kepentingan apa informasi laba digunakan sehingga angka laba
benar-benar harus disediakan. Seperti, proses keputusan investor atau kreditor,
reaksi harga sekuritas terhadap pelaporan laba, keputusan pengeluaran modal dan
reaksi feedback dari manajemen dan akuntan. Menanyakan langsung pada pemakai
apakah mereka menggunakan angka laba akuntansi merupakan salah satu cara untuk
mengetahui kebermanfaatan laba. Karena banyak pemakai dengan berbagai
perspektif dan kepentingan, cara ini kurang terandalkan sebagai bukti tentang
kebermanfaatan laba. Cara lain adalah dengan mengukur reaksi pasar modal
terhadap pengumaman laba akuntansi.
a)
Laba
sebagai alat prediksi
SFAC 1 mengatakan bahwa laba untuk membantu mereka menetapkan prospek arus kas bersih perusahaan, tetapi mereka sering menggunakan laba untuk membantu mereka mengevaluasi daya menghasilkan laba. Harapan akan laba masa depan dipandang harus digunakan oleh banyak investor sebagai faktor utama untuk meramal distribusi deviden masa depan. Bagi banyak perusahaan tradisi laba diasumsikan lebih relevan dalam meramaikan harga pasar saham masa depan dari pada distribusi deviden jangka panjang maupun jangka pendek. Pemegang obligasi dan kreditor jangka pendek juga berkepentingan dalam laba masa depan. Makin besar harapan laba perusahaan, makin besar penerapan bahwa kreditor akan menerima imbalan tahunan mereka dan juga makin besar penerapan mereka akan menerima pembayar pokok pada saat utang jatuh tempo. Pengambilan keputusan manajerial, laporan keuangan formal ditujukan untuk pemakai eksternal data akuntansi, tapi akuntan juga harus melengkapi manajemen dengan alat-alat bahan baku yang diperlukan dan untuk pengambilan serta untuk keputusan yang baik
SFAC 1 mengatakan bahwa laba untuk membantu mereka menetapkan prospek arus kas bersih perusahaan, tetapi mereka sering menggunakan laba untuk membantu mereka mengevaluasi daya menghasilkan laba. Harapan akan laba masa depan dipandang harus digunakan oleh banyak investor sebagai faktor utama untuk meramal distribusi deviden masa depan. Bagi banyak perusahaan tradisi laba diasumsikan lebih relevan dalam meramaikan harga pasar saham masa depan dari pada distribusi deviden jangka panjang maupun jangka pendek. Pemegang obligasi dan kreditor jangka pendek juga berkepentingan dalam laba masa depan. Makin besar harapan laba perusahaan, makin besar penerapan bahwa kreditor akan menerima imbalan tahunan mereka dan juga makin besar penerapan mereka akan menerima pembayar pokok pada saat utang jatuh tempo. Pengambilan keputusan manajerial, laporan keuangan formal ditujukan untuk pemakai eksternal data akuntansi, tapi akuntan juga harus melengkapi manajemen dengan alat-alat bahan baku yang diperlukan dan untuk pengambilan serta untuk keputusan yang baik
b)
Pendekatan
pasar modal
Studi empiris menyatakan bahwa laba per saham atau proyeksi laba per saham yang dilaporkan ada mempunyai dampak langsung pada harga pasar saham biasa. Menurut Ray Ball dan Phillip Brown harga sekuritas bergerak dalam arah yang sama dengan laba akuntansi. Korelasi antara harga dan laba tidak sempurna. Aspek kunci dari research dalam dampak akuntansi pada pasar modal adalah menentukan kandungan informasi angka laba.
Studi empiris menyatakan bahwa laba per saham atau proyeksi laba per saham yang dilaporkan ada mempunyai dampak langsung pada harga pasar saham biasa. Menurut Ray Ball dan Phillip Brown harga sekuritas bergerak dalam arah yang sama dengan laba akuntansi. Korelasi antara harga dan laba tidak sempurna. Aspek kunci dari research dalam dampak akuntansi pada pasar modal adalah menentukan kandungan informasi angka laba.
c)
Pandangan pendekatan kontraktual dari laba
Kekuatan dari pendekatan kontraktual adalah bahwa hal itu tidak menuntut interprestasi semantik dari laba akuntansi. Pendukung pendekatan ini menyatakan bahwa masyarakat setuju untuk bermain dengan aturan apapun yang dipilih tanpa memperhatikan apakah itu masuk akal atau tidak. Posisi ini dipandang eksterm oleh beberapa pihak. Teori laba pragmatik tidak dapat sah dalam jangka panjang tanpa konsep laba dunia nyata dan pembuktian dari implikasi perilakunya.
Kekuatan dari pendekatan kontraktual adalah bahwa hal itu tidak menuntut interprestasi semantik dari laba akuntansi. Pendukung pendekatan ini menyatakan bahwa masyarakat setuju untuk bermain dengan aturan apapun yang dipilih tanpa memperhatikan apakah itu masuk akal atau tidak. Posisi ini dipandang eksterm oleh beberapa pihak. Teori laba pragmatik tidak dapat sah dalam jangka panjang tanpa konsep laba dunia nyata dan pembuktian dari implikasi perilakunya.