BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Peningkatan
kualitas pendidikan merupakan salah satu kebijakan departemen pendidikan
Nasional yang dilakasanakan seiring dengan upaya peningkatan pemerataan kesempatan
memperoleh pendidikan dan memperbaiki manajemen pendidikan. Oleh karena itu,
peningkatan mutu pendidikan menjadi perhatian pemerintah agar dapat menciptakan
sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk menghasilkan sumberdaya manusia
yang berkualitas tersebut adalah merupakan tanggung jawab tenaga pendidikan
yang professional di sekolah.
Dengan
demikian, salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah upaya
peningkatan kualitas guru dalam menguasai proses pembelajaran. Guru merupakan
komponen pendidikan yang sangat dominan dalam peningkatan mutu pendidikan. Hal
ini disebabkan oleh karena guru adalah orang yang terlibat langsung dalam
proses pembelajaran di sekolah. Agar proses pembelajaran berkualitas maka
guru-gurunya juga harus berkualitas dan professional. Menurut pendapat Usman
(2002)menyatakan bahwa: “Guru yang professional adalah orang yang memiliki
kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan, sehingga ia mampu
melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal”. Di
samping itu, guru sangat erat kaitannya dengan mutu lulusan sekolah. Imron
(1995) mengemukakan: “kadar kualitas guru ternyata dipandang sebagai penyebab
kadar kualitas output sekolah”.
Oleh
karena itu, profesi sumber daya guru perlu terus menerus tumbuh dan berkembang
agar dapat melakukan fungsinya secara professional. Salah satu cara untuk
menumbuhkembangkan kemampuan sumberdaya guru adalah melalui supervisi.
B. Perumusan Masalah
Sehubungan dengan latar belakang di atas,
maka yang menjadi rumusan masalah di dalam makalah ini adalah :
1.
Apa Pengertian Supervisi
Pendidikan?
2.
Bagaimana Hubungan Supervisi
Dengan Manajemen Sekolah?
3.
Apa Prinsip – Prinsip Supervisi
Pendidikan ?
4.
Bagaimana Peran Guru Dalam
Pelaksanaan Supervisi Pendidikan?
5.
Bagaimana Implementasi Guru
Sebagai Supervisi Pendidikan ?
C. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk
melengkapi tugas akhir mata kuliah Profesi Kependidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Supervise Pendidikan
Supervisi mempunyai pengertian yang
luas. Supervisi adalah segala bantuan dari para pemimpin sekolah, yang tertuju
pada perkembangan kepemimpinan guru – guru dan personel sekolah lainnya di
dalam mencapai tujuan – tujuan pendidikan. Ia berupa dorongan, bimbingan, dan
kesempatan bagi pertumbuhan keahlian dan kecakapan guru – guru seperti
bimbingan dalam usaha dan pelaksanaan pembaharuan – pembaharuan dalam
pendidikan dan pengajaran, pemilihan alat – alat pengajaran dan metode – metode
mengajar yang lebih baik, cara – cara penilaian yang sitematis terhadap fase
seluruh proses pengajaran, dan sebagainya. Singkatnya, menurut Purwanto
(2009), “Supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk
membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka
secara efektif”.
Supervisi adalah suatu usaha
mengkoordinir dan membimbing secara kontinyu pertumbuhan guru – guru di sekolah
baik secara individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih
efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran. Seperti yang diungkapkan
oleh Sukardi (2008), “Supervisi adalah bantuan yang diberikan kepada seluruh
staff sekolah untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik”
Konsep supervisi tidak bisa
disamakan dengan inspeksi, inspeksi lebih menekankan kepada kekuasaan dan
bersifat otoriter, sedangkan supervisi lebih menekankan kepada persahabatan
yang dilandasi oleh pemberian pelayanan dan kerjasama yang lebih baik diantara
guru-guru, karena bersifat demokratis. Lagi – lagi seperti yang dikatakan Sukardi
(2008), “Yang dimaksud supervisi disini bukan lagi inspeksi orang yang merasa
serba tahu (superior) kepada orang yang dianggap belum tahu sama sekali
(imperior), tetapi supervisi dalam bentuk pembinaan”.
Atas dasar uraian di atas, maka
pengertian supervisi dapat dirumuskan sebagai berikut : serangkaian usaha pemberian bantuan kepada guru dalam bentuk layanan
profesional yang diberikan oleh supervisor ( Pengawas sekolah, kepala sekolah,
dan pembina lainnya) guna meningkatkan mutu proses dan hasil belajar mengajar.
B.
Hubungan Supervisi Dengan Manajemen Sekolah
Manajemen
sekolah adalah pengelolaan sekolah yang dilakukan dengan dan melalui sumberdaya
manusia untuk mencapai tujuan sekolah secara efektif dan efisien. Berpangkal
dari pengertian tersebut , maka manajemen sekolah meliputi semua fungsi yang
diterapkan pada semua aspek sekolah. Artinya, sekolah menerapkan pengambilan
keputusan, perumusan tujuan, perencanaan, pengorganisasian, pengaturan
ketenagaan, pengkomunikasian, pelaksanaan, pengkoordinasian, supervisi, dan
pengendalian pada semua aspek sekolah yang terdiri dari kurikulum,
tenaga/sumberdaya manusia, siswa, sarana dan prasarana, dana, dan hubungan
masyarakat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa supervise merupakan aspek
pelaksanaan manajemen di sekolah.
C.
Prinsip – Prinsip Supervisi Pendidikan
1. Prinsip-prinsip fundamental
Pancasila merupakan dasar atau prinsip fundamental bagi
setiap supervisor pendidikan Indonesia. Bahwa seorang supervisor haruslah
seorang pancasilais sejati.
2. Prinsip-prinsip praktis
a. Negatif
- Tidak otoriter
- Tidak berasas kekuasaan
- Tidak lepas dari tujuan pendidikan
- Bukan mencari kesalahan
- Tidak boleh terlalu cepat mengharapkan hasil
b. Positif
o
Konstruktif dan kreatif
o
Sumber secara kolektif bukan
supervisor sendiri
o
Propessional
o
Sanggup mengembangkan potensi
guru dkk
o
Memperhatikan kesejahteraanguru
dkk
o
Progresif
o
Memperhitungkan kesanggupan
supervised
o
Sederhana dan informal
o
Obyektif dan sanggup
mengevaluasi diri sendiri
D.
Peran Guru dalam Pelaksanaan Supervisi
Sebagai
supervisor, guru hendaknya dapat membantu, memperbaiki dan menilai secara
kritis terhadap proses pengajaran. Teknik-teknik supervise juga harus guru
kuasai dengan baik agar dapat melakukan perbaikan terhadap situasi belajar
mengajar menjadi lebih baik . Meskipun tujuan akhir dari pemberian supervisi
adalah tertuju pada hasil belajar siswa, namun yang diutamakan adalah bantuan
kepada guru. Karena guru adalah pelaksana pendidikan.
E.
Implementasi Guru Sebagai Supervisor
1.
Guru Sebagai Contoh
Dalam
The Professional Teacher, Norlander-Case, Reagen, dan Charles Case
mengungkapkan bahwa tugas mengajar merupakan profesi moral yang mesti dimiliki
oleh seorang guru. Senada dengan prinsip tersebut, Zakiah Darajat menyatakan
bahwa persyaratan seorang guru di samping harus memiliki kedalaman ilmu
pengetahuan, ia juga bahkan mesti seorang yang bertakwa kepada Allah dan
mempunyai akhlak atau berkelakuan baik.
Hal
ini berarti bahwa syarat krusial bagi seorang guru adalah kepribadiannya yang
luhur, mulia, dan bermoral sehingga mampu menjadi cermin yang memantulkan semua
akhlak mulia tersebut bagi seluruh murid-muridnya. Dengan kata lain, seorang guru yang
berkepribadian mulia adalah seorang guru yang mampu memberi keteladanan bagi
murid-muridnya.
Sebab,
secara sederhana mudah dipahami bahwa guru yang tidak bertakwa sangat sulit
atau tidak mungkin bisa mendidik murid-muridnya menjelma orang-orang yang
bertakwa kepada Allah. Begitu pula para guru yang tidak memiliki akhlak yang
mulia atau budi pekerti yang luhur tidak akan mungkin mampu mendidik
siswa-siswa mereka menjadi orang-orang yang berakhlak mulia.
Guru
sebagai contoh bagi murid-muridnya harus memiliki sikap dan kepribadian utuh
yang dapat dijadikan tokoh panutan idola dalam seluruh aspek kehidupannya.
Dalam paradigma sebagian pakar pendidikan, kepribadian seorang guru tersebut
meliputi:
·
kemampuan mengembangkan
kepribadian
·
kemampuan berinteraksi dan
berkomunikasi secara arif bijaksana
·
kemampuan melaksanakan
bimbingan dan penyuluhan.
Kompetensi
kepribadian terkait pula dengan penampilan sosok guru sebagai individu yang
mempunyai kedisiplinan, berpenampilan baik, bertanggungjawab, memiliki komitmen,
dan menjadi teladan.
Menjadi
seorang guru yang mampu memberi contoh mengartikan bahwa jabatan guru sebagai
pilihan utama yang keluar dari lubuk hati yang paling dalam.
2.
Guru sebagai Proses Sharing Of
Ideas
Guru sebagai Sharing of ideas
mengartikan bahwa guru mempunyai bagian dalam membicarakan pandangan ke depan
tentang kemajuan sekolah. Misalnya dalam penentuan metode mengajar yang cocok,
media yang digunakan, dan semua unsure dalam menunjang proses belajar.
3.
Guru Dalam Merancang Supervisi Klinis
Johan J. Bolla ( 1985 : 19 ) mengatakan bahwa,
supervisi klinis adalah suatu
proses bimbingan yang bertujuan untuk membantu pengembangan profesional guru dalam pelaksanaan
proses pemelajaran. Bimbingan diarahkan pada upaya pemberdayaan guru
dalam menguasai aspek teknis pemelajaran. Dengan bimbingan tersebut diharapkan
terjadi peningkatan kualitas pemelajaran.
Pelaksanaan supervisi klinis menuntut perobahan paradigma guru dan supervisor. Supervisi dilakukan bukan dalam kontek mencari kesalahan
dan kelemahan guru yang di supervisi. Antara guru yang disupervisi
dengan supervisor adalah mitra sejajar, bukan merupakan hubungan antara bawahan
dan atasan dan atau hubungan antara guru dengan murid. Secara kemitraan keduanya menganalisis proses
pemelajaran yang telah dirancang dan disepakati, kemudian dicarikan
alternatif pemecahan permasalah yang ditemui dalam proses pemelajaran tersebut agar
dapat ditingkatkan kualitasnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
·
Dari pembahasan tersebut dapat
diambil kesimpulan bahwa supervisi adalah
suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan
pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.
·
Peran guru dalam pelaksanaan
Supervisi sangat penting karena guru adalah pelaksana pendidikan.
·
Selain itu guru dapat menjadi
supervisor bagi dirinya sendiri dalam hal sebagai contoh untuk siswanya dan
sharing of ideas.
B. Saran
Tujuan supervisi harus dikomunikasikan dan dipahami oleh semua
pihak. Supervisi harus terencana dengan baik, membangun dan demokratis. Selain
itu, Guru harus diberi informasi tentang tujuan supervisi
DAFTAR PUSTAKA
Mudyahardjo, Redja. PENGANTAR PENDIDIKAN.
2002. Jakarta : Penerbit PT. Raja Grafindo Persada.
Purwanto Ngalim. 2009. Administrasi dan
Supervisi Pendidikan. Cetakan ke – IXX, Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
Satori Djam’an, dkk.2007. Profesi
Keguruan. Cetakan ke – IV, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar