A.
Pendahuluan
Dalam dunia
pendidikan, keberadaan peran dan fungsi guru merupakan salah satu faktor yang
sangat signifikan. Hal ini dapat dipahami karena kehadiran faktor lainnya yang
terkait dengan proses belajar mengajar tidak akan ada artinya tanpa kehadiran
guru.
Proses belajar
mengajar tidak akan dapat berjalan tanpa hadirnya guru. Guru menjadi bagian
terpenting dan menempati posisi kunci dalam proses belajar mengajar karena ia
berinteraksi secara langsung dengan peserta didik, baik di jalur pendidikan
formal maupun informal.
B.
Pengertian Pengajaran
Pandangan mengenai konsep pengajaran
terus menerus mengalami perubahan dan perkembangan sesuai dengan perkembangan
IPTEK. Tanda-tanda perkembangan tersebut, dapat kita amati berdasarkan
pengertian-pengertian di bawah ini :
1.
Pengajaran sama artinya dengan
kegiatan mengajar. Kegiatan mengajar dilakukan oleh guru untuk menyampaikan
pengetahuan kepada siswa. Dalam konsep ini, guru bertindak dan berperan aktif
bahkan sangat menonjol dan bersifat menentukan segalanya. Pengajaran sama
artinya dengan perbuatan mengajar;
2.
Pengajaran merupakan interaksi
mengajar dan belajar. Pengajaran berlangsung sebagai suatu proses saling
pengaruh mempengaruhi dalam bentuk hubungan interaksi antara guru dan siswa.
Guru bertindak sebagai pengajar, sedangkan siswa berperan sebagai yang
melakukan perbuatan belajar. Guru dan siswa menunjukkan keaktifan yang seimbang
sekalipunn peranannya berbeda namun terkait satu dengan yang lainnya;
3.
Pengajaran sebagai suatu sistem.
Pengertian pengajaran pada hakikatnya lebih luas dan bukan hanya sebagai suatu
proses atau prosedur belaka. Pengajaran adalah suatu sistem yang luas, yang
mengandung dan dilandasi oleh berbagai
dimensi, yakni : (a) profesi guru, (b) perkembangan dan pertumbuhan
siswa/peserta didik, (c) Tujuan pendidikan dan pengajaran, (d) program
pendidikan dan kurikulum, (e) perencanaan pengajaran, (f) strategi belajar
mengajar, (g) Media pengajaran, (h) Bimbingan belajar, (i) hubungan antara
sekolah dan masyarakat, dan (j) manajemen pendidikan / kelas.
C.
Pengajaran Yang Disukai Siswa
Di Indonesia
telah dicanangkan wajib belajar 9 tahun, sebagaimana yang diatur dalam UU dan
peraturan pemerintah. Mestinya di imbangi juga dengan pencanangan guru ideal,
baik secara materi ataupun kemapuan
atau skill.
Saat ini pemerintah mulai memperhatikan dengan adanya program sertifikasi.
Pertanyaannya, apakah sertifikasi sudah menyelesaikan masalah? Bagaimana menciptkan menciptakan
pengajaran guru yang ideal untuk
generasi kedepan?
Proses
pendidikan dan pengajaran yang ideal pada hakikatnya merupakan suatu ajakan
seorang pendidik untuk menghantarkan seorang peserta didik ke tujuan belajarnya dengan cara
menyediakan situasi dan kondisi serta fasilitas yang kondusif sehingga lahirlah suatu interaksi
edukatif yang harmonis ( Prawoto,dkk.,1992:1).
seorang pendidik untuk menghantarkan seorang peserta didik ke tujuan belajarnya dengan cara
menyediakan situasi dan kondisi serta fasilitas yang kondusif sehingga lahirlah suatu interaksi
edukatif yang harmonis ( Prawoto,dkk.,1992:1).
Selama hampir 16 tahun saya mengenyam
pendidikan, saya menemukan banyak karakter guru, semua memiliki kelebihan dan
kekurangan. Dalam
waktu yang terbilang cukup lama itu, sulit rasanya menemukan sesosok pahlawan
tanpa tanda jasa yang dapat melekat dalam hati sanubari.
Seorang ahli
bernama Gordon Stokes mengatakan “Delapan
puluh persen kesulitan belajar berhubungan dengan stres. Singkirkan stres, maka
Anda telah menyingkirkan berbagai kesulitan dalam belajar.” Pada awalnya
hal itulah yang membuat banyak siswa, termasuk saya merasa malas belajar di
sekolah. Apalagi pada materi baru, hal ini terlihat cukup rumit. Tetapi ada
beberapa guru yang diawal pertemuan membukanya dengan menceritakan hal-hal yang
cukup menarik dan imajinatif, sehingga seluruh siswa dapat mengkhayal hal-hal
yang menyenangkan dalam pelajaran yang ajarkan. Motivasi itulah yang ingin saya
dapatkan dari seluruh guru, apapun itu pelajarannya, tentunya dengan cerita
yang bisa memotivasi dan berhubungan dengan pelajaran yang saat itu akan
diajarkan.
Saya lebih suka
metode pembelajaran yang sederhana namun harus kreatif dan atraktif. Ada guru-guru yang mampu
membius otak siswa,
sehingga siswa mampu
merespon pelajaran dengan baik. Gaya
santai, humoris dan menyenangkan adalah impian setiap siswa saat menerima pelajaran. Motode
outbond pun bisa dipakai, sehingga bisa mempermudah, atau bisa menggunakan
gambar-gambar. Hal
itu ternyata tidak banyak menyulitkan banyak siswa, bahkan malah mempermudah
siswa untuk cepat menghafal.Sebenarnya
konsep yang bisa disimpulkan adalah
guru dapat menyenangkan siswanya melalui belajar. Hal ini seperti kata Peter
Kline, seorang ilmuan, “Learning is most
effective when it’s fun”.
Selain
itu seorang guru tidak boleh memihak atau
mendiskriminasikan salah seorang siswanya. Guru harus mampu bersikap adil dan
bijaksana dalam menentukan penyelesaian, mampu mendorong siswa hingga menemukan
jalan yang terang dalam menyelesaikan masalahnya. Sesuai dengan kata Doktrin Mazhab
Konstruktivisme bahwa “Pengetahuan itu
tidak dapat ditransfer sebagaimana air dari teko dituangkan ke cangkir.
Pengetahuan harus dibangun sendiri oleh murid. Murid bukan cangkir, melainkan
tanaman. Guru bukan teko, melainkan penyiram air yang membuat tanaman itu
tumbuh dan berkembang”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar