Rabu, 04 Januari 2012

PENGAJARAN GURU YANG IDEAL



A.    Pendahuluan
Dalam dunia pendidikan, keberadaan peran dan fungsi guru merupakan salah satu faktor yang sangat signifikan. Hal ini dapat dipahami karena kehadiran faktor lainnya yang terkait dengan proses belajar mengajar tidak akan ada artinya tanpa kehadiran guru.
Proses belajar mengajar tidak akan dapat berjalan tanpa hadirnya guru. Guru menjadi bagian terpenting dan menempati posisi kunci dalam proses belajar mengajar karena ia berinteraksi secara langsung dengan peserta didik, baik di jalur pendidikan formal maupun informal.

B.     Pengertian Pengajaran
Pandangan mengenai konsep pengajaran terus menerus mengalami perubahan dan perkembangan sesuai dengan perkembangan IPTEK. Tanda-tanda perkembangan tersebut, dapat kita amati berdasarkan pengertian-pengertian di bawah ini :
1.      Pengajaran sama artinya dengan kegiatan mengajar. Kegiatan mengajar dilakukan oleh guru untuk menyampaikan pengetahuan kepada siswa. Dalam konsep ini, guru bertindak dan berperan aktif bahkan sangat menonjol dan bersifat menentukan segalanya. Pengajaran sama artinya dengan perbuatan mengajar;
2.      Pengajaran merupakan interaksi mengajar dan belajar. Pengajaran berlangsung sebagai suatu proses saling pengaruh mempengaruhi dalam bentuk hubungan interaksi antara guru dan siswa. Guru bertindak sebagai pengajar, sedangkan siswa berperan sebagai yang melakukan perbuatan belajar. Guru dan siswa menunjukkan keaktifan yang seimbang sekalipunn peranannya berbeda namun terkait satu dengan yang lainnya;
3.      Pengajaran sebagai suatu sistem. Pengertian pengajaran pada hakikatnya lebih luas dan bukan hanya sebagai suatu proses atau prosedur belaka. Pengajaran adalah suatu sistem yang luas, yang mengandung dan dilandasi  oleh berbagai dimensi, yakni : (a) profesi guru, (b) perkembangan dan pertumbuhan siswa/peserta didik, (c) Tujuan pendidikan dan pengajaran, (d) program pendidikan dan kurikulum, (e) perencanaan pengajaran, (f) strategi belajar mengajar, (g) Media pengajaran, (h) Bimbingan belajar, (i) hubungan antara sekolah dan masyarakat, dan (j) manajemen pendidikan / kelas.

C.    Pengajaran Yang Disukai Siswa

Di Indonesia telah dicanangkan wajib belajar 9 tahun, sebagaimana yang diatur dalam UU dan peraturan pemerintah. Mestinya di imbangi juga dengan pencanangan guru ideal, baik secara materi ataupun kemapuan atau skill. Saat ini pemerintah mulai memperhatikan dengan adanya program sertifikasi. Pertanyaannya, apakah sertifikasi sudah menyelesaikan masalah? Bagaimana menciptkan  menciptakan pengajaran guru  yang ideal untuk generasi kedepan?
Proses pendidikan dan pengajaran yang ideal pada hakikatnya merupakan suatu ajakan
seorang pendidik untuk menghantarkan seorang peserta didik ke tujuan belajarnya dengan cara
menyediakan situasi dan kondisi serta fasilitas yang kondusif sehingga lahirlah suatu interaksi
edukatif yang harmonis ( Prawoto,dkk.,1992:1).
Selama hampir 16 tahun saya mengenyam pendidikan, saya menemukan banyak karakter guru, semua memiliki kelebihan dan kekurangan. Dalam waktu yang terbilang cukup lama itu, sulit rasanya menemukan sesosok pahlawan tanpa tanda jasa yang dapat melekat dalam hati sanubari.
Seorang ahli bernama Gordon Stokes mengatakan “Delapan puluh persen kesulitan belajar berhubungan dengan stres. Singkirkan stres, maka Anda telah menyingkirkan berbagai kesulitan dalam belajar.” Pada awalnya hal itulah yang membuat banyak siswa, termasuk saya merasa malas belajar di sekolah. Apalagi pada materi baru, hal ini terlihat cukup rumit. Tetapi ada beberapa guru yang diawal pertemuan membukanya dengan menceritakan hal-hal yang cukup menarik dan imajinatif, sehingga seluruh siswa dapat mengkhayal hal-hal yang menyenangkan dalam pelajaran yang ajarkan. Motivasi itulah yang ingin saya dapatkan dari seluruh guru, apapun itu pelajarannya, tentunya dengan cerita yang bisa memotivasi dan berhubungan dengan pelajaran yang saat itu akan diajarkan.
Saya lebih suka metode pembelajaran yang sederhana namun harus kreatif dan atraktif. Ada guru-guru yang mampu membius otak siswa, sehingga siswa mampu merespon pelajaran dengan baik. Gaya santai, humoris dan menyenangkan adalah impian setiap siswa saat menerima pelajaran. Motode outbond pun bisa dipakai, sehingga bisa mempermudah, atau bisa menggunakan gambar-gambar. Hal itu ternyata tidak banyak menyulitkan banyak siswa, bahkan malah mempermudah siswa untuk cepat menghafal.Sebenarnya konsep yang bisa disimpulkan adalah guru dapat menyenangkan siswanya melalui belajar. Hal ini seperti kata Peter Kline, seorang ilmuan, “Learning is most effective when it’s fun”.
Selain itu seorang guru tidak boleh memihak atau mendiskriminasikan salah seorang siswanya. Guru harus mampu bersikap adil dan bijaksana dalam menentukan penyelesaian, mampu mendorong siswa hingga menemukan jalan yang terang dalam menyelesaikan masalahnya. Sesuai dengan kata Doktrin Mazhab Konstruktivisme bahwa “Pengetahuan itu tidak dapat ditransfer sebagaimana air dari teko dituangkan ke cangkir. Pengetahuan harus dibangun sendiri oleh murid. Murid bukan cangkir, melainkan tanaman. Guru bukan teko, melainkan penyiram air yang membuat tanaman itu tumbuh dan berkembang”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar