Sabtu, 10 Desember 2011

KONSEP LABA UNTUK PELAPORAN KEUANGAN



  1. PENGERTIAN LABA
Laba adalah kenaikan asset dalam satu periode akibat kegiatan produktif yg dapat dibagi atau di didistribusi kepada kreditor, pemerintah, pemegang saham (dalam bentuk bunga, pajak, dan deviden) tanpa mempengaruhi keutuhan ekuitas pemegang saham 

  1. PERANAN PENGUKURAN LABA
ü  Relevansi konsep laba
  • Laba merupakan dasar untuk perpajakan dan pendistribusian kembali kesejahteraan diantara individual
  • Laba sebagai petunjuk bagi kebijakan deviden perusahaan dan penyimpanan.
  • Laba sebagai petunjuk investasi dan pembuatan keputusan secara umum 
ü  Sifat-sifat laba ekonomi menurut Fischer, Lindahi, dan Hick adalah
  • Physical Income, yaitu konsumen barang dan jasa pribadi yang sebenarnya memberikan kesenangan fisik dan pemenuhan kebutuhan, laba jenis ini tidak dapat diukur.
  •  Real Income, adalah ungkapan  kejadian yang memberikan peningkatan terhadap kesenangan fisik. Ukuran yang digunakan adalah biaya hidup (cost of living)
  • Money Income, merupakan hasil uang yang diterima dan dimaksudkan untuk konsumsi dalam memenuhi kebutuhan hidup.
ü  Kritik Terhadap Laba Akuntansi
Berbagai kritik terhadap laba akuntansi, dalam bentuk tradisionalnya, dapat diringkas dalam lima butir berikut :
  1. Konsep laba akuntansi belum dirumuskan dengan jelas.
  2. Konsep laba akuntansi tidak memiliki dasar teoritis jangka panjang untuk perhitungan dan penyajiannya.
  3.   Praktik – praktik akuntansi yang berlaku umum memungkinkan ketidakkonsistenan pengukuran laba periodik perusahaan yang berbeda.
  4. Perubahan tingkat harga telah  memodifikasi makna laba yang diukur dengan rupiah konstan
  5.   Informasi lain, selain akuntansi, terbukti lebih berguna bagi investor dan pemegang saham dalam pembuatan keputusan investasi.
ü  Tujuan Pelaporan Laba
Tujua utama pelaporan laba ialah untuk memberikan informasi yang berguna bagi mereka yang paling berkepentingan dalam pelaporan keuangan. Sejumlah tujuan yang lebih spesifik, sebagai penjabaran tujuan utama tersebut, ialah sebagai berikut :
1.    Penggunaan laba sebagai pengukuran efisiensi manajemen
2.    Penggunaan angka laba historis untuk membantu peramalan arah perusahaan di masa depan atau pembagian dividen di masa datang
3.    Penggunaan laba sebagai  pengukuran pencapaian dan sebagai pedoman keputusan manajemen di masa depan.

C.    KONSEP LABA PADA TINGKAT SINTATIK
            Konsep laba pada tingkat sintatik menjelaskan bagaimana laba diukur dan disajikan. Laba dapat diukur dan diakui atas dasar pendekatan aktivitas atau pendekatan transaksi. SFAC 1 mengasumsikan bahwa laba akuntansi merupakan ukuran yang baik dari kinerja suatu perusahaan dan bahwa laba akuntansi dapat digunakan untuk meramalkan arus kas masa depan. Menurut Bedford pembaca laporan laba harus menyadari bahwa laba akuntansi hanya dapat dimengerti dengan mengetahui bagaimana laba di ukur, yaitu pembaca harus memahami operasi yang digunakan oleh akuntan untuk menghasilkan jumlah laba.

a)      Pendekatan transaksi untuk mengukur laba
Laba diukur dengan cara konvensional, yaitu laba diukur dan diakui pada saat terjadinya transaksi( transaksi eksternal) yang diakumulasi pada saat periode.
Beberapa manfaat utama dari pendekatan transaksi :
1.      Komponen laba dapat diklasifikasikan dalam beberapa cara, seperti menurut produk atau golongan pelanggan, untuk mendapatkan informasi yang lebih berguna bagi manajemen.
2.      Laba yang berasal dari berbagai sumber seperti operasi dan dari penyebab eksternal dapat dilaporkan secara terpisah sejauh hal itu dapat diukur.
3.      Hal itu memberikan dasar untuk menentukan jenis dan kuantitas aktiva dan kewajiban yang ada pada akhir periode.
4.      Efisiensi bisnis mengharuskan pencatatan transaksi eksternal untuk alasan-alasan lain.
5.      Berbagai laporan dapat dibuat untuk saling berhubungan satu sama lain, yang diasumsikan memungkinkan pemahaman yang lebih baik atas data yang mendasari.
b)      Pendekatan aktivitas untuk mengukur laba
Dalam penerapannya, pendekatan kegiatan merupakan lanjutan dari pendekatan transaksi karena muncul dari transaksi yang dijadikan dasar pengukuran. Pendekatan ini didasarkan pada konsep real work mengenai kegiatan perusahaan dari proses perencanaan sampai produk dijual sehingga dapat dikatakan penghematan biasya operasional perusahaan dapat meningkatkan income perusahaan. Jadi singkatnya, laba diakui selama aktivitas terjadi dari proses perencanaan sampai produk dijual, tidak menunggu sampai barang itu terjual.

D.    KONSEP LABA PADA TINGKAT SEMANTIK
      Pada tingkat semantik berkaitan dengan bagaimana menginterprestasikan informasi laba sehingga laba bermanfaat dan bermakna.
a)      Laba sebagai pengukur efisiensi
Operasi efisiensi dari sebuah perusahaan mempengaruhi aliran deviden saat ini maupun penggunaan modal yang diinvestasikan untuk memberikan aliran deviden masa depan. Efisiensi adalah suatu istilah yang relatif dan hanya mempunyai arti apabila dibandingkan dengan ideal atau beberapa dasar lain. Efesiensi juga bisa disebut dengan perbandingan antara output dengan input.
Cara mengukur efisiensi adalah dengan menggunakan ROI dan EVA
b)      Laba akuntansi Vs. Laba ekonomi
Laba Akuntansi (Accounting Income), di gunakan dalam menyajikan laporan keuangan secara objektif dan andal. Oleh karena itu Accounting incomedidasarkan pada transaksi yang terjadi. Penghitungan Akuntansi menggunakan metode garis lurus.
Laba bersih akuntansi = Selisih antara pendapatan dengan biaya berdasarkan accrual basis dikurangi dengan depresiasi aktiva tetap. Laba Ekonomi (Economic Income), digunakan investor untuk menilai suatu investasi. Laba Ekonomi menggunakan metode bunga. Laba bersih ekonomi = Selisih anatara modal awal dengan modal akhir tanpa mempengaruhi modal awal.
c)       Laba multi person
Hampir semua anlisis laba akuntansi dalam kaitan dengan laba ekonomi dilakukan dalam konteks kepastian. Dengan kata lain, semua fakta situasi diasumsikan diketahui semua orang.
Pada realita, banyak perbedaan tingkat bunga yang digunakan.

E.     KONSEP LABA PADA TINGKAT PRAGMATIK
      Konsep laba pada tingkat pragmatik berkaitan dengan dampak dan informasi laba rugi pemakainya. Apakah informasi bermanfaat atau apakah informasi laba nyatanya digunakan. Kalau memang digunakan, untuk kepentingan apa informasi laba digunakan sehingga angka laba benar-benar harus disediakan. Seperti, proses keputusan investor atau kreditor, reaksi harga sekuritas terhadap pelaporan laba, keputusan pengeluaran modal dan reaksi feedback dari manajemen dan akuntan. Menanyakan langsung pada pemakai apakah mereka menggunakan angka laba akuntansi merupakan salah satu cara untuk mengetahui kebermanfaatan laba. Karena banyak pemakai dengan berbagai perspektif dan kepentingan, cara ini kurang terandalkan sebagai bukti tentang kebermanfaatan laba. Cara lain adalah dengan mengukur reaksi pasar modal terhadap pengumaman laba akuntansi.
a)      Laba sebagai alat prediksi
SFAC 1 mengatakan bahwa laba untuk membantu mereka menetapkan prospek arus kas bersih perusahaan, tetapi mereka sering menggunakan laba untuk membantu mereka mengevaluasi daya menghasilkan laba. Harapan akan laba masa depan dipandang harus digunakan oleh banyak investor sebagai faktor utama untuk meramal distribusi deviden masa depan. Bagi banyak perusahaan tradisi laba diasumsikan lebih relevan dalam meramaikan harga pasar saham masa depan dari pada distribusi deviden jangka panjang maupun jangka pendek. Pemegang obligasi dan kreditor jangka pendek juga berkepentingan dalam laba masa depan. Makin besar harapan laba perusahaan, makin besar penerapan bahwa kreditor akan menerima imbalan tahunan mereka dan juga makin besar penerapan mereka akan menerima pembayar pokok pada saat utang jatuh tempo. Pengambilan keputusan manajerial, laporan keuangan formal ditujukan untuk pemakai eksternal data akuntansi, tapi akuntan juga harus melengkapi manajemen dengan alat-alat bahan baku yang diperlukan dan untuk pengambilan serta untuk keputusan yang baik
b)      Pendekatan pasar modal
Studi empiris menyatakan bahwa laba per saham atau proyeksi laba per saham yang dilaporkan ada mempunyai dampak langsung pada harga pasar saham biasa. Menurut Ray Ball dan Phillip Brown harga sekuritas bergerak dalam arah yang sama dengan laba akuntansi. Korelasi antara harga dan laba tidak sempurna. Aspek kunci dari research dalam dampak akuntansi pada pasar modal adalah menentukan kandungan informasi angka laba.
c)      Pandangan pendekatan kontraktual dari laba
Kekuatan dari pendekatan kontraktual adalah bahwa hal itu tidak menuntut interprestasi semantik dari laba akuntansi. Pendukung pendekatan ini menyatakan bahwa masyarakat setuju untuk bermain dengan aturan apapun yang dipilih tanpa memperhatikan apakah itu masuk akal atau tidak. Posisi ini dipandang eksterm oleh beberapa pihak. Teori laba pragmatik tidak dapat sah dalam jangka panjang tanpa konsep laba dunia nyata dan pembuktian dari implikasi perilakunya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar